Pages

Rabu, 31 Agustus 2016

Potensi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Sumber gambar Q Beritakan
Potret Pertanian - Negri  Laskar Pelangi Secara geografis, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini berbatasan dengan beberapa wilayah, di antaranya sebelah barat dengan Selat Bangka, sebelah Timur dengan Selat Karimata, sebelah Utara berbatasan dengan Laut Natuna, dan Laut Jawa ada di sebelah selatan. Walaupun diapit oleh beberapa laut dan selat, pertumbuhan ekonomi provinsi yang sudah 14 tahun ini cukup membanggakan. Apa pasal? Berdasarkan data dari Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Provinsi (BPPTPM) Kepulauan Bangka Belitung, pada tahun 2012 kontribusi terbesarnya berasal dari sektor tersier dengan kontribusi sebesar 37,29 persen. Sektor tersier terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran (19,11 persen), sektor pengangkutan dan komunikasi (3,45 persen), sektor keuangan real estate dan jasa perusahaan (2,78 persen), dan sektor jasa jasa (11,94 persen).

Penopang kedua adalah sektor primer dengan kontribusi 34,42 persen yang meliputi sektor pertanian (18,65 persen) dan sektor pertambangan dan penggalian (15,77 persen). Sedangkan kontribusi terkecil adalah sektor sekunder sebesar 28,30 persen yang terdiri dari sektor industri pengolahan (19,23 persen), sektor listrik,gas dan air bersih (0,71 persen) dan sektor konstruksi (8,36 persen). Praktis di provinsi ini, ada enam sektor yang berpotensi untuk digarap oleh investor yakni sektor pertanian, sektor kehutanan, sektor pesisir kelautan dan perikanan, sektor pertambangan, sektor industri dan perdagangan, dan sektor pariwisata .

Secara makro, enam potensi yang menjadi keunggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan surga yang prospektif untuk dikembangkan oleh investor di provinsi yang berjuluk Negeri Serumpun Sebalai ini. Namun dari beberapa potensi tersebut yang sedang dibutuhkan oleh provinsi ini ialah pengembangan pariwisata, perikanan dan kelautan, serta energi. “Kami ingin mengoptimalkan tiga potensi tersebut,” tandas Noviar.

Ia beralasan sejauh ini potensi yang masih sering dilirik di provinsi Kepulauan Bangka Belitung oleh investor adalah pertambangan timah. Namun dirinya ingin mengubah persepsi kepada para investor agar provinsi ini tak hanya dikenal dengan surga timahnya saja, melainkan potensi lain yang belum digarap optimal. Sebagaimana diketahui, selain wisata pantai yang menjadi primadona, ada potensi lain yang bisa dikembangkan seperti wisata budaya di antaranya upacara-upacara Rebo Kasan, Buang Jong, Ceriak Nerang, Perang Ketupat, Sepintu Sedulang, dan perayaan tradisi etnis Tionghoa. Tak hanya itu saja, wisata sejarah pun turut menjadi wisata yang prospektif seperti mengunjungi Batu Balai, Wisma Ranggam, Vihara Dewi Kwan In, Phak Kak Liam dan Klenteng China Jebus.

Kemudian, sektor perikanan dan kelautan yang juga butuh sentuhan tangan dingin investor. Sebagai provinsi yang diapit oleh laut dan selat, sudah barang tentu kondisi dan potensi perikanan dan kelautan sangat representatif. Saat ini baru dikembangkan perkembangbiakan kerapu, rumput laut, serta udang vannamei. Padahal, ekspor perikanan dan produk olahan saat ini berkisar 1-3 persen di kawasan Asia Timur dan Tenggara.

“Potensi bisnis di sektor itu pun tak kalah jempolan. Tapi memang karena potensi itu belum dikelola secara maksimal mulai dari industri hulu hingga hilir. Di industri hulu misalnya saja pelabuhan kargo. Provinsi ini memiliki letak yang strategis, dekat dengan Sumatera, Kalimantan, apa-lagi Jakarta. Ini juga belum digarap. Kemudian dari sisi hilirnya, belum ada inovasi baru dari hasil olahan ikan. Baru ada kerupuk ikan dan terasi yang mayoritas,” paparnya.

Sedangkan yang terakhir adalah energi. Untuk menjadi daerah yang terus tumbuh, maka energi mutlak harus dipenuhi. Berbagai cara dilakukan agar investor mau menanamkan investasinya untuk pengadaan listrik. Di provinsi ini baru memiliki 150 MW listrik yang disuplai. Butuh total aliran listrik sekitar 600 MW agar mampu memberikan fasilitas bagi investor yang tentunya akan berdampak pada pertumbuhan ekonominya.
sumber informasi http://swa.co.id/

Komoditi Unggulan Provinsi Bali

Potret Pertanian -Setiap daerah pastinya mempunyai unggulan masing-masing dalam bidang pertanian, nah kali ini Potret mengajak sahabat potret pertanian untuk melihat apa saja yang menjadi unggulan di pulau dewata ini, Nah berikut datanya, yuk kita simak bersama uasan dibawah ini

 Sektor Perkebunan  

1. Kakao
Kakao Indonesia sangat disenangi oleh konsumen di Amerika, Eropa dan Cina, Kakao yang diproduksi petani, mulai dapat ditingkatkan yaitu mulai merintis cara pengolahan dari tanpa permentasi ke permentasi. Struktur lemak kakao Indonesia lebih keras dibandingkan dengan kakao dari negara lain, sehingga sangat baik untuk bahan industri " Butter Cocoa". Peluang daya saing Kakao sudah mulai meningkat. Bahan baku untuk agroindustri kakao cukup tersedia yaitu di Kabupaten Tabanan ada sekitar 3.000 ton (sekitar 43%) dari produk kakao di Bali dan di Kabupaten Jembrana ada sekitar 2910 ton (sekitar 42%) dari total produksi di Bali. Prospek Kakao permentasi banyak di butuhkan untuk industri kosmetik.Kakao tanpa permentasi dibutuhkan untuk industri lemak kakao. Segmen pasar Kakao yaitu: Amerika Serikat, Hampir di seluruh negara di Eropa, Cina, dan Hampir di seluruh negara di Asia Tenggara.

2. Jambu Mete
Kacang Mete Bali mulai diminati oleh konsumen dari Eropa, Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem merupakan daerah yang sangat prospektif untuk di kembangkan sebagai kawasan agroindustri mete karena memiliki volume produksi mete 2.440 ton sebagai bahan baku Agroindustri mete berupa kacang mete dan produk turunan lainnya. Segmen Pasar jambu mete yaitu: Dalam Negeri, Negara Asia Tenggara, India, Jerman dan Cina.

3. Kopi 
Kopi Arabika telah dikenal di dunia dan tergolong kopi spesial. Kualitas kopi sudah dapat ditingkatakan dari produk olah kering (DP) menjadi produk olah basah (WP) yaitu sekitar 300 ton Kopi (sekitar 20%) dari produksi kopi di Kintamani. Peluang Kopi Arabika di Kintamani Bangli telah memiliki daya saing di pasar Internasional. Masih tersedia potensi bahan baku berupa buah kopi gelondong merah untuk diolah menjadi kopi arabika WP sekitar 6.000 ton buah kopi gelondong merah atau sekirtar 1.000 ton kopi biji (hasil industri primer). Hasil industri primer tersebut membuka peluang usaha Agroindustri menjadi industri sekunder (Hilir) berupa kopi sangrai dan kopi bubuk. Prospek pengembalian Brand Image kopi arabika memiliki prospek bagi para konsumen di mancanegara. Prospek pengolahan kopi melalui pola kemitraan dengan lembaga tradisional "Subak-Asbian " akan menambahkan kesan positif para konsumen kopi arabika spesial. Kopi Arabika WP Kintamani Bangli memilki karakteristik khusus yaitu "Rasa Orange" yang tidak dimilik pada kopi manapun di Dunia. Segmen pasar Kopi Arabika yaitu: Jepang, Amerika Serikat, Australia. 

Sektor Perikanan 
Rumput laut merupakan salah satu komoditi perikanan budi daya. Tingkat pemanfaatan perairan pantai sebagai lahan budi daya laut baru mencapai 420,60 Ha dari potensi lahan budi daya laut di Bali yaitu seluas 1.551,75 Ha. Jenis Rumput Laut yang cukup baik dikembangkan adalah Euceuma Spinosum dan Eucheuma Cottonii. Umumnya para investor percaya bahwa Bali tergolong daerah yang aman untuk berinvestasi. Bali masih memiliki peluang pengembangan budidaya laut 1.131.15 Ha (72%) dari total potensi budidaya laut di Bali. Belum tersedia pabrik pengolahan rumput laut yang seimbang dengan volume produksi baik industri hulu maupun industri hilir. Kualitas rumput laut di Bali sangat baik, sehingga meningkatnya permintaan rumput laut dari luar negeri. Tepung rumput laut juga banyak di butuhkan oleh industri kosmetik, makanan dan minuman. Segmen pasar rumput laut yaitu: Jepang, Hongkong dan Antar Pulau (Surabaya).

Salah satu prospek sektor unggulan yang layak untuk dikembangkan di Provinsi Bali untuk menarik investor adalah Penangkapan Ikan. Secara umum produksi perikanan Provinsi Bali didominasi dari perikanan laut tangkap, produksi perikanan tangkap secara keseluruhan meningkat rata-rata 3.97 persen per tahun. Sebagai terminal utama dari produk perikanan laut, produksi Bali mencangkup juga produk penangkapan dari area penangkapan (fishing ground) di Nusa Tenggara, dimana hasilnya di kapalkan ke Bali, untuk di ekspor atau dipasarkan di dalam negeri. Sebagian besar hasil produk dari penangkapan ikan laut di jual dalam bentuk ikan segar (48,48%) dan sisanya dalam bentuk semi olahan atau seperti diawetkan dengan cara pemindangan (21,50%) dan juga dalam bentuk pembekuan (8,40%). Pengalengan (7,78%) dan tepung ikan (5,32%) dari total produksi / hasil tangkapan ikan laut. Hasil perikanan laut tangkapan dominan ditujukan untuk pasar ekspor, terutama jenis ikan tuna dalam bentuk segar maupun beku.

Sektor Pertanian 
6. Jagung 
Lokasi tanaman pangan jagung terdapat di Kabupaten Buleleng, Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Klungkung. Upaya peningkatan produksi setiap tahun terus dilakukan, tanaman jagung dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah termasuk pada lahan yang agak kering. Ketersediaan hasil produksi jagung, mendorong berdirinya pabrik pakan ternak yang baru. Peningkatan kebutuhan hasil ternak, memberi peluang untuk meningkatkan produksi. Bahan baku industri pakan ternak bersumber dari jagung sekitar 60%. Investasi dalam bidang Agroindustri hilir komodisi jangung sangat prospektif. Segmen pasar jagung yaitu: antar pulau, utamanya untuk pabrik pakan ternak.

Sumber Daya Alam Provinsi Lampung

Potret Pertanian - Provinsi Lampung Dengan luas ± 3.528.835 ha, Provinsi ini memiliki potensi sumber daya alam yang sangat beraneka ragam, prospektif, dan dapat diandalkan, mulai dari pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, pertambangan, pariwisata, sampai kehutanan. Provinsi ini memiliki lahan sawah irigasi teknis seluas 103.245 ha, sawah, irigasi setengah teknis 24.164 ha, dan lahan sawah  irigasi non teknis seluas 244.008 ha. Total saluran irigasi mencapai 371.417 km. Sawah-sawah inilah yang pada 2006 menghasilkan 2.129.914 ton padi (gabah keringgiling/GKG), terdiri atas 1.959.426 ton padi sawah dan 170.488 ton padi ladang. Dibanding dua tahun terakhir, produktivitas padi yang dicapai meningkat, Pada 2004, produksi padi mencapai 2.091.996 ton sementara pada 2005 mencapai 2.124.144 ton, Semua itu belum termasuk produksi ubi kayu rotan 2006 mencapai lebih dari 5.473.283 ton, dan produksi jagung 1.183.982 ton. 

Dengan demikian ketahanan pangan di provinsi ini cukup kuat. Kawasan hutan mencapai 1.004.735 ha atau sekitar 30,43 % dari luas wilayah provinsi, terdiri atas hutan lindung 317.615 ha, hutan suaka alam dan hutan wisata/taman nasional 462.030 ha; hutan produksi terbatas 33.358 ha dan hutan produksi tetap 91.732 ha. 

Dalam rangka mendukung pembangunan berwawasan lingkungan yang berkesinambungan, produksi kehutanan kini lebih diarahkan kepada hasil hutan non kayu dan potensi ekowisatanya. Hasil hutan pada 2006 berupa kayu bulat sebanyak 3.4121.171 m³, kayu gergajian 145.732,25 m³ dan kayu lapis 82.714.45 m³, Sedangkan produksi basil hutan non kayu berupa damar mata kucing sebanyak 5.454,17 ribu ton, damar batu 1.351,30 ton, arang 30.347 rotan manau 3.000 batang, dan rotan lilin 1.293,24 ton.

Dari laut dan sungai sungainya yang besar pada 2006 Lampung menikmati hasil tangkapan laut hingga 133.503,4 ton, sedangkan tangkapan perairan umum mencapai 10.345,4 ton. Produksi budidaya tambaknya mencapai 164.264,8 ton, budidaya air tawar mencapai 17.448,9 ton dan hasil budidaya laut sebanyak 1.569,7 ton.

Daerah berlahan kering yang mencapai 89,88% dari total luas provinsi adalah tempat yang sangat cocok untuk mengembangkan sapi potong. Dengan potensi ini, Lampung memiliki perusahaan penggemukan sapi potong (feedlotters) terbesar di Indonesia dengan total populasi sapi potong mencapai 428 ribu ekor atau sama dengan 60% dari total populasi sapi potong nasional di feedlotter. Provinsi ini juga dikenal sebagai penghasil jagung, ubi kayu, dan dedak halus sebagai bahan baku pembuat konsentrat yang sangat dibutuhkan oleh ternak. Dengan dukungan potensi bahan baku ini, Lampung mampu menghasilkan produksi 23 juta ekor ayam potong pada 2006, meningkat dibandingkan dengan produksi 2005 yang mencapai 21 juta ekor ayam potong.

Perekonomian di Provinsi Lampung juga sangat didukung oleh produksi perkebunan seperti kopi, lada, karet, kelapa, dan tebu. Produksi kopi pada tahun 2006 mencapai 143.050 ton, produksi kakao 22.976 ton, lalu diikuti produksi kelapa dalam lebih dari 112.631 ton, lada 24.011 ton, karet 54.461 ton, kelapa sawit 367.840 ton, dan tebu 693.613 ton. Dari hasil produksi tebu itu Lampung memberi kontribusi 35% dari total produksi gula nasional, meningkat dibanding kontribusi 2005 yang mencapai 20%.

Keanekaragaman sumberdaya mineral di provinsi itu meliputi mineral logam, bahan galian industri, bahan galian energi, dan bahan galian konstruksi. Pada 2006, dari galian industrinya berhasil diproduksi 1.980.000.000 m³ andesit, 389.000.000 m³ felspar dan 590.000.000 m³ granit dengan mutu terjamin. Untuk cadangan zeolit sebesar 2.145.000 m3 dengan cadangan yang diprediksi sebesar 8.000.000 m³, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor, Bahan galian logam yang ada di provinsi ini meliputi emas, mangaan, bijih besi dan pasir besi, namun baru sebagian saja dari potensi ini yang telah dikelola. Sekarang sumberdaya energi terbaru berupa panas bumi, air, serta bahan bakar nabati (BBN) yang berasal dari tebu, singkong, sawit, dan tanaman jarak tengah dikembangkan, Saat ini Provinsi Lampung memiliki pabrik etanol berbahan tebu terbesar di Indonesia.

Potensi energi seperti panas bumi yang berlokasi di daerah Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus, mencapai 400 MW. Di Suoh, Kabupaten Lampung Barat, potensi tersebut mencapai 300 MW. Semua potensi itu telah di eksplorasi oleh Pertamina sebesar 110 MW. Potensi air untuk pembangkit tenaga listrik     juga sangat besar. Pada SWS Way Semangka Upper tersedia kapasitas sebesar 78 MW dan telah dioperasikan melalui PLTA Besai dan PLTA Baru Tegi. Pada SWS Way Semangka Lower dan Way Semung masing-masing tersedia potensi sebesar 76 MW clan 2,6 MW.
Sumber: Indonesia Tanah Airku (2007)

Sektor Pertanian Daerah Sumatera Selatan

Sumber Gambar Kebun teh Pagar Alam
Potret Pertanian - Sumatera selatan merupakan salah satu Provinsi yang ada di Indonesia yang memliki luas wilayah 60.302,54 (km2)  dengan populasi sekitar 6Juta jiwa lebih.
Sektor Pertanian  untuk daerah Sumsel tersebar di Kabupaten Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, dan Musi Rawas yang merupakan lumbung bagi komoditas padi dan palawija. Hampir seluruh daerah kabupaten/kota di Sumatera Selatan memproduksi padi sawah maupun ladang kecuali kota Palembang.  Dengan optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya lahan yang tersedia secara keseluruhan melalui upaya peningkatan pelayanan jaringan irigasi dan rawa, penggunaan agroinput, peningkatan kemampuan petani mengakses modal perbankan dan pengembangan penggunaan alat mesin pertanian, maka kedepan Sumatera Selatan mampu meningkatkan produksi padi. Pertambahan produksi ini akan membuka kesempatan berusaha baru dan menambah pendapatan petani. Dengan Program Sumatera Selatan Lumbung Pangan semoga akan dapat mengatasi masalah kemiskinan, pengangguran dan peningkatan pendapatan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumatera Selatan.

Perkebunan 
Perkebunan karet di Indonesia saat ini lebih dari 3juta ha, dimana 85 persennya adalah perkebunan yang di kelola oleh rakyat. Indonesia merupakan negara penghasil karet terbesar dibanding negara-negara lainya. Namun Indonesia dalam segi produksi menduduki posisi ke dua setelah Thailand. Hal ini disebabkan produktivitas karet rakyat di Indonesia hanya mencapai 600 kg karet kering/ha/tahun. Di Provinsi Sumatera Selatan luas perkebunan karet mencapai 662.686 ha Perkebunan Rakyat sebesar 614.021 ha, Perkebunan Swasta sebesar 24.007 ha dan Perkebunan Negara Sebesar 21.741 ha. 
  • Kabupaten Banyuasin
  • Kabupaten Muara Enim
  • Kabupaten Lahat
  • Kabupaten MusiBanyuAsin
  • Kabupaten Ogan Ilir
  • Kabupaten Musi Rawas
  • Kabupaten OKI
  • Kabupaten OKU
  • Kabupaten Lubuk Linggau
  • Kabupaten Pagar Alam
  • Kabupaten Prabumulih (sumber: http://regionalinvestment.bkpm.go.id)
Produktivitas karet rakyat di Sumatera Selatan sebesar 840.000 ton tidak sesuai dengan luas lahan perkebunan karet yang ada. Faktor utama penyebabnya adalah bahan tanam yang digunakan oleh karet rakyat berbeda dengan perkebunan besar, ditambah lagi dengan kurang intensifnya pemeliharaan yang diterapkan pada perkebunan rakyat. Dengan berbagai prediksi potensi ketersediaan, dan konsumsi karet alam dunia, masa depan karet alam tampaknya masih cukup cerah. Lebih-lebih jika dilihat dari pesatnya perkembangan industri otomotif di negara China yang memerlukan pasokan karet alam cukup besar. Dengan kondisi demikian maka pemerintah Sumatera Selatan perlu memperhatikan sektor perkebunan karet, bagaimanan perkebunan karet tersebut bisa menghasilkan getah karet yang berlimpah. Program peremajaan bisa dilakukan pemerintah dengan revitalisasi perkebunan yang bisa meningkatkan produktivitas dan kesejahateraan rakyat.

Selain perkebunan karet masih banyak perkebunan lain yang bisa diberdayakan guna menunjang kemajuan perekonomian provinsi Sumatera Selatan seperti, perkebunan sawit, kopi, coklat, durian, duku dan masih banyak yang lainnya.

sumber daya alam di provinsi jambi (perkebunan)

Potret Pertanian - Jambi Merupakan salah satu daerah yang mempunyai tanah yang subur, dari tanaman perkebunan, hortikultura dan pangan bisa tumbuh subur subur didaerah ini. seperti halnya Propinsi yang menjadi tetangga Sumatera Barat, ayng tak kalah kaya akan kekayaan alam yang berlimpah. nah berikut beberapa komoditas andalan sebagai sumberdaya alam Di Provinsi jambi

1.Karet
Karet telah dikenal lama oleh warga di Provinsi Jambi, Bahkan kini perkebunan karet telah menjadi sektor pimadona pencaharian warga Jambi. Pada tahun 2006 luas kebun karet mencapai 623.825 ha dengan produksi 225.702 ton per tahun. 

2. Kelapa Sawit
Sawit adalah salah satu primadona provinsi Jambi selain Karet. luas lahan perkebunan kelapa sawit mencapai 400.168 hektare serta karet mencapai 595.473 hektare. Sementara itu, nilai produksi kelapa sawit sebesari 898,24 ribu ton pertahun.

3. Perkebunan Teh
Perkebunan Teh Kayoe Aro dirintis antara tahun 1925 hingga 1928 oleh perusahaan Belanda, Namblodse Venotschaaf Handle Vereniging Amsterdam (NV HVA). Selain dikenal sebagai perkebunan teh tertua di Indonesia,perkebunan seluas 3.020 hektar merupakan perkebunan teh dalam satu hamparan 
terluas di dunia. 

Selain itu, dengan ketinggian 1.400-1.600 meter dpl Kebun Teh Kayu Aro merupakan perkebunan teh tertinggi ke dua di dunia setelah perkebunan teh Darjeling di kaki Gunung Himalaya (4.000 m dpl). 
Pengawasan kualitas yang tinggi, mulai dari perawatan dan pemeliharaan tanaman, pemetikan pucuk teh, pengolahan di pabrik, hingga pengemasan hingga pengiriman, teh produksi PT Perkebunan Nusantara VI (PTPN VI) ini menyandang nama harum sebagai teh dengan kualitas terbaik di dunia. 

Aromanya yang khas serta kualitas prima, sebagian besar teh produksi PTPN VI ini diekspor ke manca negara, salah satunya Negara Belanda. Menurut sejarah, sejak turun menurun Ratu Belanda (Ratu Beatrix) 
sangat menyukai Teh Kayu Aro ini. 
4.Perkebunan kopi 

Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki kebun kopi excelsa yang cukup luas. Kopi yang diekspor ke Malaysia dan Singapura tersebut, tumbuh di lahan seluas 2.423,8 hektare yang tersebar pada enam kecamatan.tanaman tersebut di antaranya tumbuh di Kecamatan Betara sekitar 1.482 hektare.wilayah penghasil kopi lainnya yaitu di Kec. Pengabuan seluas 362 hektare, Kec. Bram Itam seluas 223 hektare, Kec. Senyerang seluas 176,5 hektare, dan Kec. Kuala Betara  seluas 105 hektare. Sementara Kec. Tungkal Ilir hanya memiliki perkebunan kopi seluas 17 hektare. Sisanya tersebar di kecamatan lainnya, yang ditanam secara swadaya oleh para petani setempat.


5. Kayu manis

Daerah Pusat produksi kayu manis yang terbesar di Indonesia terdapat di Kabupaten Kerinci-Jambi, di Kerinci Kayu Manis merupakan tanaman perkebunan rakyat.
 

Pada tahun 2002 kontribusi Kayu Manis Kabupaten Kerinci Lebih Kurang 20.000 ton atau Mencapai 44% dari produksi Nasional.Di pasar Internasional, kayu Manis Kerinci Sudah Banyak Di Kenal Dengan Berbagai Merk Dagang.
 

Kayu Manis Kerinci Memiliki Keunggulan dalam berbagai hal, antara lain: Aroma dan Cita rasa, kandungan minyak atsiri yang tinggi, warna yang khas, Ketebalan ukuran dan bentuk yang tidak dimiliki oleh kayu manis dari daerah lain. Kayu Manis Kerinci banyak digunakan pada industri Makanan/ Minuman, Kosmetik, dan Farmasi.

6. perkebunan kelapa
Provinsi Jambi sebenarnya memiliki potensi besar sebagai sentra perkebunan kelapa. Potensi perkebunan itutersebar di sembilan kabupaten di Provinsi Jambi. Produksi kelapa sesuai data pada tahun 2012 mencapai 110.075 ton. Mengingat kontribusi sektor perkebunan yang cukup besar hingga mencapai Rp 8.608.828, 38 ditahun 2010 berdasarkan data Jambi dalam Angka 2010, maka Gubernur Jambi melalui Dinas Perkebunan bertekat untuk meningkatkan produktivitas dan mutu perkebunan umumnya dan sektor kelapa khususnya.

7. Duku
Duku di daerah Jambi juga menjadi buah unggulan dan plasma nutfah yang mempunyai nilai komersial tinggi, banyak ditanam dan menjadi sumber pendapatan petani. Daerah sentra duku di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Muaro Jambi, Batanghari, Sarolangun, Merangin, Tebo dan Muaro Bungo. Duku Kumpeh yang terdapat di Kabupaten Muaro Jambi dan duku Muaro Panco dari Kabupaten Merangin merupakan varietas unggul nasional yang dilepas pada tahun 2000 dan 2009. Duku Kumpeh memiliki rasa manis, legit, daging buah bening, tekstur daging kenyal, tidak berserat, dan hampir tidak berbiji, sedangkan duku Muaro Pancojuga buahnya bening, berbiji kecil dan rasa manis. Rasa manis duku Kumpeh dapat bersaing dengan duku Palembang, Matesih dan Condet yang lebih dulu dikenal dan komersil.
Luas pertanaman duku di Provinsi Jambi pada tahun 2008 mencapai 7.660,36 ha dengan luas panen 1.661,50 ha dan rata-rata hasil 12,40 ton/ha. Hasil ini lebih rendah dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 14,66 ton/ha dengan luas panen yang lebih sempit yaitu sebesar 1.474 ha (Dispertan Prov. Jambi 2009).

sebenarnya masih banyak lagi potensi perkebunan yang dapat kita temui diprovinsi Jambi tetapi mungkin cuma ini yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua, dan marilah kita do'akan agar provinsi Jambi bisa lebih memajukan lagi sektor perkebunannya sehingga dapat menjadi kebanggaan Indonesia di kancah Internasional. Amiin..... :D

Sumber : http://aufalcendekiawan.blogspot.co.id
 
 

Sumber Daya Alam Riau

Potret Pertanian - Riau adalah salah satu provinsi kaya di Nusantara. Hampir semua kekayaan alam dimiliki provinsi ini. Di dalam perut buminya terkandung minyak bumi, batubara, emas, timah dan bahan tambang lainnya. Sementara di atasnya terhampar kekayaan hutan, perkebunan dan pertanian dalam arti luas.Sektor pertanian menjadi salah satu motor penggerak perekonomian rakyat. Sektor ini tidak saja mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian lokal, tapi juga mampu menyerap banyak sekali tenaga. Kini tersedia lahan sawah seluas 28.845 ha yang dilengkapi dengan saluran irigasi, 150.092 ha sawah tadah hujan, 70.284 ha sawah pasang surut dan 13.077 ha sawah lainnya.

Berbagai jenis peternakan juga telah dikembangkan, terutama sapi potong, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik. Pada 2005, ternak sapi potong populasinya mencapai 102.352 ekor per tahun, sementara ternak kambing 256.324 ekor per tahun, ternak domba 2.453 ekor per tahun, babi 46.386 ekor per tahun, ayam buras 316.425 ekor per tahun dan itik 339.269 ekor per tahun. Karena itu, daging yang diproduksi per tahun nya mencapai 4.593183 kg daging sapi, 434.806 kg daging kambing, 1.490 kg daging domba, 874.262 kg daging babi dan 29.355.155 kg daging ayam unggas. Perkebunan juga merupakan sektor andalan. Karet, kelapa, kelapa sawit, kopi dan pinang adalah komoditas perkebunan yang selama ini banyak membantu perekonomian penduduk pedesaan. Di saat krisis ekonomi melanda Indonesia secara nasional, petani yang bekerja di sektor ini justru tetap survive, bahkan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Luas perkebunan karet mencapai 528.697,48 ha dengan hasil 463.053,52 ton, kebun kelapa mencapai 546.927,13 ha dengan hasil 629.926,80 ton, kebun kelapa sawit seluas 1.392.232,74 ha dengan hasil 3.931.619,17 ton, kebun kopi seluas 10.040,50 ha dengan hasil 3.545,97 ton dan kebun pinang seluas 9.249,56 ha dengan hasil 6.960,72 ton.

Perkebunan Perkebunan mempunyai kedudukan yang penting di dalam pengembangan pertanian baik pada tingkat nasional maupun regional. Perkembangan kegiatan perkebunan di Provinsi Riau menujukkan trend yang semakin meningkat. Hal ini dapat dilihat dari semakin luasnya lahan perkebunan dan meningkatnya produksi rata-rata pertahun, dengan komoditas utama kelapa sawit, kelapa, karet, kakao dan tanaman lainnya. Peluang pengembangan tanaman perkebunan semakin memberikan harapan, hal ini berkaitan dengan semakin kuatnya dukungan pemerintah terhadap usaha perkebunan rakyat, tumbuhnya berbagai industri yang membutuhkan bahan baku dari produk perkebunan dan semakin luasnya pangsa pasar produk perkebunan. Krisis ekonomi yang melanda daerah ini pada tahun 2000 telah memporak-porandakan sendi-sendi ekonomi rakyat, namun yang tetap bertahan malahn mendapatkan keuntungan dari dampak krisis ekonomi tersebut justru sektor perkebunan. Hal ini membuktikan bahwa sektor perkebunan merupakan sektor yang masih bisa tetap bertahan meskipun kondisi perekonomian di negeri ini di landa krisis. Sebagai contoh, petani kelapa sawit pada waktu krisis justru mendatangkan keuntungan yang berlipat akibat harga sawit waktu itu justru meningkat.

Untuk perkebunan kelapa, Kabupaten Indragiri Hilir mempunyai areal perkebunan yang paling luas. Kabupaten Indragiri Hilir dari dulu terkenal dengan daerah penghasil kopra. Luas areal perkebuna kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir seluas 501.576 Ha atau 84.42 persen dari total jumlah keseluruhan. Diikuti oleh Kabupaten Bengkalis 47.653 Ha atau 8.02 persen dan Kabupaten Kuantan Singingi seluas 6.324 Ha atau 1.06 persen. Sedangkan Kota Pekanbaru dan Dumai tidak mempunyai areal perkebunan kelapa sama sekali. Untuk perkebunan karet, Kabupaten Kuantan Singingi mempunyai areal yang paling luas dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lainnya, yaitu seluas 130.635 Ha atau 26.17 persen dari total jumlah keselurahan perkebunan karet di Provinsi Riau. Kabupaten Kampar menempati posisi kedua seluas 84.567 Ha atau 16.94 persen, dan Kabupaten Indragiri Hulu seluas 76.223 Ha atau 15.27 persen. Sedangkan Kabupaten/Kota yang paling sedikit areal perkebunan karetnya adalah Kota Dumai seluas 1.410 Ha atau 0.28 persen disamping Kota Pekanbaru yang tidak mempunyai areal perkebunan karet sama sekali. Disamping perkebuna kelapa sawit, kelapa dan karet, Provinsi Riau juga daerah potensial untuk tanam kopi, meskipun sampai saat ini arealnya hanya sebatas industri rumah tangga. Untuk tanam kopi, Kabupaten Indragiri Hilir mempunyai luas areal 4.104 Ha atau 37.57 persen dari luas areal keseluruhan tanaman kopi yang ada di Provinsi Riau. Kabupaten Bengkali menmepati posisi kedua yaitu 1.858 ha atau 17 persen dan Kabupaten Rokan Hulu seluas 1.277 Ha atau 11.69 persen. Sedangkan Kabupaten yang mempunyai areal yang paling sedikit adalah Kota Dumai seluas 55 Ha atau 0.50 persen disamping kota Pekanbaru yang tidak mempunyai areal perkebunan kopi sama sekali.
Riau adalah salah satu provinsi kaya di Nusantara. Hampir semua kekayaan alam dimiliki provinsi ini. Di dalam perut buminya terkandung minyak bumi, batubara, emas, timah dan bahan tambang lainnya. Sementara di atasnya terhampar kekayaan hutan, perkebunan dan pertanian dalam arti luas.

Make Money Online : http://ow.ly/KNICZ

Potensi Sektor Unggulan Sumatera Barat

Potret Pertanian - Sumatera Barat, salah satu propinsi di Indonesia di wilayah Pulau Sumatera, dilengkapi dengan keanekaragaman hayati. Dengan kondisi wilayah yang dikelilingi oleh laut dan juga barisan pegunungan, maka mengakibatkan daerah Sumatera Barat dikelilingi oleh hutan Hujan Tropis, dengan kondisi curah hujan dan kelembaban yang mendukung bagi berbagai jenis tanaman tropis. Oleh karena itu, hampir 70% wilayah hutan di Sumatera Barat dijadikan Hutan Konservasi (32%) dan Hutan Lindung (35%). Dukungan Geografi tersebut membuat sektor pertanian menjadi unggulan di Sumatera Barat dari sembilan jenis sektor usaha lainnya.

Tidak hanya hutan, Sumatera Barat juga terkenal dengan bentangan pegunungan Bukit Barisan. Pegunungan Bukit Barisan terbentang dari utara Pulau Sumatera yaitu Nangroe Aceh Darusalam sampai ujung selatan yaitu Lampung, dengan puncak tertinggi Gunung Kerinci yang terbentang di Jambi. Rangkaian Pegunungan Bukit Barisan merupakan rangkaian pergunungan pertemuan dari pelat tektonik Euroasia dan
Australia. Pelat Tektonik tersebut mengandung banyak mineral dan bebatuan. Kondisi geografis alam tersebut memberikan implikasi adanya keanekaragaman batuan yang mungkin mendukung kapasitas produksi daerah. Terkhusus di Sumatera Barat, yang terkenal adalah Pasaamen Area, masih dalam eksplorasi diperkirakan memiliki potensi tambang emas.

Sumatera Barat juga dapat dikategorikan sebagai daerah Hinterland untuk beberapa sektor yang dikuasi oleh Sumatera Barat. Hinterland merupakan istilah untuk daerah atau
kota yang memiliki kemampuan dalam memenuhi kebutuhan di daerah lainnya, dengan spesifikasi komoditi tertentu. Kategori Hinterland tersebut dimaksudkan untuk daerah yang memiliki LQ atau Location Quotient. LQ menggambarkan seberapa besar porsi kapasitas produksi suatu sektor dapat memenuhi kebutuhan nasional di sektor tersebut. Jika LQ lebih dari 1 maka, menandakan bahwa daerah tersebut menjadi Hinterland bagi daerah lain pada sektor tersebut, jika LQ kurang dari satu maka, daerah tersebut masih harus dibantu untuk memenuhi kebutuhan domestik daerah tersebut.

Analisa LQ Hasil Produksi Hayati Sumatera Barat

Iklim Sumatera Barat yang sangat mendukung untuk berbagai jenis tanaman dan kekayaan akan Hutan Hujan Tropis, maka dapat diperkirakan bahwa sektor pertanian di Sumatera Barat mampu mendukung kondisi kebutuhan pertanian di daerah lain. Hal ini terbukti dari perkembangan LQ Sumatera Barat dalam sektor pertanian bahan pangan yang meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2005, LQ produksi pertanian bahan pangan menunjukkan angka 0.92, sedangkan pada tahun 2006, LQ melonjak mencapai 2.17, dan diperkirakan terus menguat sampai akhir 2008. Oleh karena it potensi pertanian dan berbagai keanekaragaman hayati sangat besar dan masih layak untuk dikembangkan, melalui investasi teknologi dan ilmu pengetahuan Holtikultura.

Sesuai paparan diatas, kondisi iklim dan cuaca di Sumatera Barat mendukung untuk memiliki kondisi dan kekayaan hutan. Namun, kekayaan keanekaragaman jenis tanaman hutan hujan tropis Sumatera Barat membuat, lebih dari 50% Hutan dijadikan hutan lindung dan konservasi, namun angkan LQ masih menunjukkan bahwa Sumatera Barat masih mampu mendukung kebutuhan hasil produksi hutan daerah lain. Pada tahun 2005 LQ produksi pertanian-kehutanan sebesar 2.47, yang artinya Sumatera Barat masih mampu memenuhi kebutuhan hasil produksi hutan oleh daerah lain.

Namun, terjadi penurunan pada tahun 2006, LQ menunjukkan posisi 1.6, sedangkan pertumbuhan hasil hutan mencapai 19.6%, sedangkan pada tahun sebelumnya hanya tumbuh 3.7%. Kondisi yang kontradiktif ini menunjukkan adanya implikasi perkembangan produksi di sektor lain melampaui perkembangan sektor kehutanan di Sumatera Barat. Walaupun begitu, Sumatera Barat masih mampu menjadi Hinterland bagi daerah lain pada sektor hasil sumber daya hayati.

Sumatera Barat Masih Membutuhkan Investasi di Pertambangan

70% dari dari seluruh daerah di Sumatera Barat didominasi oleh bagian bentangan pegunungan bukit barisan. Mengingat bukit barisan merupakan jenis lempengan tektonik maka sudah dapat diperkirakan bumi Sumatera Barat kaya akan sumber mineral batuan. Salah satu indikasinya adalah adanya pabrik Semen Padang di Sumatera Barat, yang menunjukkan bahwa adanya sumber batuan kapur. Beberapa daerah yang terkenal dengan hasil pertambangan tembaga, timah dan peraknya adalah area Sawah Lunto dan Kabupaten Tanah Datar. Tanah datar pada tahun 2005 berhasil membukukan nilai produksi batuan kapur sebesar Rp 123 juta hanya untuk satu kabupaten.

Sawah Lunto pernah menjadi tulang punggung perekonomian Sumatera Barat dengan spesifikasi Batu Bara. Kondisi topografi Sawah Lunto yang terdiri dari perbukitan yang terjal mendukung untuk dikembangkannya areal pertambangan Batu Bara. Dari seluruh penggunaan tanah di Sawah Lunto, sebenarnya arela pertambangan hanya memanfaatkan sebesar 3.25%, dan terluas adalah penggunaan untuk pertanian. Namun, dengan real yang sedikit tersebut mampu memiliki cadangan yang siap diproduksi sebesar 53.176 juta Ton Batu bara, yang dihasilkan dari empat blok pertambangan, telah melampaui kebutuhan domestik Sumatera Barat sendiri yang berkisar pada angka 1.3 juta ton/tahun.

Kondisi ini memberikan implikasi masih kurangnya investasi di bidang pertambangan di Sawah Lunto untuk meningkatakan hasil produksi batu baranya. Data BPS menunjukkan rata-rata nilai produksi batu bara Sumatera Barat mencapai nilai 212 milysr rupiah, dengan kondisi masih jauh dibawah potensial daerah. Oleh karena itu, masih besar potensi pertambangan yang harus dieksplorasi di Sumatera Barat.(KP)
sumber : vibiznews.com & http://mahmalrizka.blogspot.co.id/

Hidroponik Sistem Deep Flow Technique (DFT)

Potret Pertanian - Pada awalnya mendengar sistem hidroponik memang terlihat sangat rumit, tetapi setelah di pelajari ternyata sistem tanam ini sangat sederhana dan mudah untuk kita praktekan. Nah Berikut Sistem DFT memerlukan pasokan listrik untuk mensirkulasikan air ke dalam talan-talang tersebut dengan menggunakan pompa dan untuk menghemat penggunaan listrik, kita dapat menggunkan timer (untuk mengatur waktu hidup dan mati pompa). Sebagai contoh pada pagi hari pompa hidup dan sore hari pompa mati, begitu seterusnya. 

Kelebihan sistem DFT

Kelebihan dari teknik hidroponik sistem DFT ini adalah pada saat aliran arus listrik padam maka larutan nutrisi tetap tersedia untuk tanaman, karena pada sistem ini kedalam larutan nutrisinya mencapai kedalaman 6 cm. Jadi pada saat tidak ada aliran nutrisi maka masih ada larutan nutrisi yang tersedia. Sedangkan untuk kekurangannya adalah pada sistem DFT ini memerlukan larutan nutrisi yang lebih banyak dibandikan dengan sistem NFT (nutrient Film Technique).

Perkembangan tanaman yang dibudidayakan menggunakan sistem DFT dapat tumbuh dengan baik dan memiliki kualitas buah/sayuran yang lebih baik dibandingkan dengan metode konvensional. 

Jenis Tanaman

Beberapa tanaman yang sering ditanam secara hidroponik, adalah sayur-sayuran seperti bak choy, brokoli, sawi, kailan, bayam, kangkung, tomat, bawang, bahkan strowbery, dll.

Prinsip kerja sistem hidroponik DFT adalah mensirkulasikan larutan nutrisi tanaman secara terus-menerus selama 24 jam pada rangkaian aliran tertutup. Larutan nutrisi tanaman di dalam tangki dipompa oleh pompa air menuju bak penanaman melalui jaringan irigasi pipa, kemudian larutan nutrisi tanaman di dalam bak penanaman dialirkan kembali menuju tangki.

Demikian Sedikit pembahasan  Hidroponik Sistem Deep Flow Technique (DFT), semoga bermanfaat dan selamatb mencoba.
Baca Juga : 
Budidaya Hidroponik Sistem Wick
Cara Budidaya Dengan Sistem Aeroponik 
 

Hidroponik Sederhana Dengan Sistem Rakit Apung (Water culture)

Potret Pertanian - Sistem water culture / rakit apung adalah yang sistem paling sederhana dari semua sistem hidroponik aktif. Platform yang memegang tanaman biasanya terbuat dari styrofoam dan mengapung langsung pada larutan nutrisi. suplai oksigen ke akar tanaman menggunakan pompa aquarium yang dimasukkan ke dalam bak penampung nutrisi hidroponik. Kelemahan terbesar dari sistem semacam ini adalah bahwa sistem rakit apung tidak bekerja efektif pada tanaman besar atau pada tanaman jangka panjang.


Cara bertanam hidroponik yang sederhana dengan sistem rakit apung, salah satunya adalah dengan sistem rakit apung (Water culture). 

Bibit sayuran tanaman yang membutuhkan air banyak dengan jangka waktu tanam relatif singkat ( kangkung, sawi sawi-an, seperti Sawi Caisim, Sawi Pak Choy, Sawi Bakso, Sawi Bunga dan Sawi Petsai). sebelumnya dilakukan penyemaian di media sekam bakar/ cocopeat sampai tumbuh daun 2-3 helai daun sejati.

Untuk membuat Sistem Rakit apung sederhana peralatan yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut 
  • Sebuah bak plastik yang berukuran 50 x 30 cm, lalu tinggi 20 cm yang berguna untuk menampung adanya larutan nutrisi;
  • Rockwool sebagai media tanam;
  • Gelas air mineral sebagai net pot sebagai wadah tumbuhnya si kangkung;
  • Sediakan juga styrofoam yang berukuran 50 x 30 cm;
  • Cutter yang gunanya untuk memotong bagian stryrofoam.
  • Aluminium foil sebagai pelapis styrofoam.
  • Paku untuk melubangi beberapa bagian dari gelas air mineral.
Prinsip pada bertanam secara hidroponik rakit apung adalah dengan menempatkan tanaman terapung tepat berada di atas cairan nutrisi. Kelebihan dari metode ini adalah nantinya tanaman akan mendapatkan pasokan air dan juga nutrisi secara rutin, sehingga bisa memudahkan perawatan.

ilustrasi dari sistem hidroponik rakit apung sederhana menggunakan bak air. 

Tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Pertama-tama, potonglah styrofoam sesuai dengan kebutuhan ukuran permukaan pada bak plastik, kemudian lapisilah menggunakan alumunium foil.


2. Buatlah lubang di permukaan styrofoam, dengan jarak antar lubang agak rapat. Lubang ini nantinya untuk menempatkan gelas air mineral tadi. Pun pada gelas air mineral, bagian bawahnya dilubangi.



3. Aturlah net pot ke dalam lubang styrofoam. Putar dan tata bagian dasar pada net pot, hingga menyentuh bagian permukaan pada larutan nutrisi. Bisa juga ketinggian net pot dibuat rata-rata 5 cm dari dasar wadah bak plastik tadi.



4. Yang terakhir, potonglah rockwool menyerupai kubus berukuran 3 x 3 x 3 cm. Kemudian guntinglah, supaya terbentuk celah. Di sinilah, bibit kangkung tadi diletakkan di area celah rockwool. Setelahnya, tempatkanlah bibit kangkung tersebut pada dasar net pot.



Perawatan tanaman bisa dengan cara berikut ini :
  • Menempatkan bak plastik pada area yang terkena cukup sinar matahari, 
  • Senantiasa jaga kondisi cairan nutrisi agar senantiasa ada, 
  • Pastikan akar Tanaman tetap menempel pada larutan nutrisi.
Demikian sekilas  Hidroponik Sederhana Dengan Sistem Rakit Apung (Water culture) semoga bermanfaat dan selamat mencoba.

Selasa, 30 Agustus 2016

Sekilas Budidaya Tembakau di Kebun

 
Potret Pertanian - Tau dengan Jenis tanaman yang satu ini.! Buat para perokok aktif pastinya sudah tidak asing lagi d engan tanaman bahan untuk membuat rokot, tradisioal maupun Pabrikan. Kali Potret Mengajak untuk mengenal Sekilas Budidaya Tembakau di Kebun siapa tau ada yang berminat untuk membudidayakan tanaman ini sekalipun hanya didepan rumah atau dipekaranga. bagi para perokok nih terutama saya anjurkan supaya lebih irit baiknya belar untuk membudidayaka Tembakau ini, hehe kan nanti tidak perlu beli lagi kan. wkwkwk Ok yuk kita simak Ulasan berikut.

Tembakau adalah tanaman yang paling banyak dan populer dibudidayakan oleh petani. Daun tembakau sendiri dimanfaatkan untuk pembuatan bahan dasar rokok. Di Indonesia, tembakau yang baik hanya dihasilkan di daerah tertentu dan kualitas tembakau sangat ditentukan oleh lokasi dan pengolahan pascapanen.

Anda berminat dengan budidaya tembakau. Proses budidaya tembakau ada beberapa tahap yang perlu anda ketahui dan dimengerti, salah satunya tanah harus keadaan subur. Di Indonesia budidaya tembakau sangat baik dan cocok, bila ini dilestarikan dan dikembangkan ini bisa menjadi masukan devisa negara.

Budidaya tanaman tembakau tidak sulit, tinggal anda bisa telaten dan sabar dalam memeliharanya. Informasi budidaya tanaman tembakau dari berbagai sumber akan saya rangkum dan sharing dalam blogiztic.net. Cara budidaya tanaman tembakau yang benar tersaji sebagai berikut.

Baca Juga : 
Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dilaksanakan dengan menggunakan alat pertanian berupa hand Tractor minimal 2 x pembajakan untuk mempersiapkan media terbaik bagi proses penanaman tembakau dengan menjaga kesuburan tanah.

Penanaman dan pemupukan
Empat puluh lima hari s/d lima puluh hari (45 s/d 50) setelah benih ditabur, bibit ditanam pada tanah gudan di lahan yang telah dipilih dengan luasan yang sesuai dan perlu diketahui sebelum penanaman bibit perlu diadakan pemangkasan, agar tidak terjadi stagnasi. Pada tahapan penanaman ini dilakukan pemupukan I dengan memperhatikan jenis dan dosis serta cara pemupukan. Adapun pupuk yang digunakan NPK (Fertila) dengan dosis 10 gr/batang. Pemupukan ke II dengan umur tanaman 21 hari dilakukan Pemupukan dengan NPK (KNO 3) dengan dosis 5 gr/batang.

Pembubunan dan pengairan
Pembumbunan adalah proses yang dilakukan untuk tanah tetap gembur, sebagai persiapan media tumbuh yang baik bagi tanaman tembakau dan sekaligus untuk membersihkan tanaman pengganggu ( Gulma ). Adapun sistim irigasi (Pengairan) yang tepat sangat penting dalam menjamin kualitas clan tingkat produktifitas tembakau virginia.

Punggel dan wiwil atau suli
Punggel dan wiwil/suli memastikan penggunaan bahan gizi tanaman dalam proses pengembangan daun tembakau untuk mendapatkan jumlah daun, berat daun dan kualitas tinggi yang akan memberikan basil maksimal bagi petani. Penggunaan sukirisida alami dilakukan dengan alasan biaya produksi, penerapan teknologi ramah lingkungan yang semua ini dilakukan pada waktu yang tepat. Dalam pelaksanaan wiwilan sangat penting sekali karena akan berpengaruh terhadap ketebalan daun/berat daun.

Pengendalian hama dan penyakit terpadu
Pengendalian Hama Terpadu dilaksanakan sesuai kondisi tanaman yang ada dengan memprioritaskan penggunaan Bio Pestisida dengan pengawasan secara berkala, terhadap residu pestisida baik pada tanaman tembakau virginia. Adapaun penggunaan pestisida dan bahan kimia bisa digunakan (Dancis, Furadan) tergantung serangan hama yang ada.

Panen tembakau
Pemanenan adalah suatu tahapan yang sangat penting diperhatikan dalam mendapatkan kualitas panenan yang tinggi. Adapun yang hams diperhatikan sebagai berikut :
- Kematangan daun
- Keseragaman daun dalam proses penanaman
- Penanganan daun hasil panenan
Sebagian besar dari varietas tembakau dipanen berdasarkan tingkat kematangan daunnya dilakukan mulai dari daun bawah sampai daun atas dengan pemetikan 2 sampai 3 daun pada setiap tanaman dengan interval satu minggu hingga daun tanaman habis.
Ciri-ciri daun tembakau masak
- Wama daun sudah mulai hijau kekuningan dengan sebagian ujung dan tepi daun
- berwama coklat.
- Wama tangkai daun hijau kuning, keputih-putihan.
- Posisi daun/tulang daun mendatar
- Kadang-kadang pada lembaran daun ada bintik-bintik coklat, sebagai lambang ketuaan.
Nah demikian ya sahabat Potret Pertanian  Sekilas Budidaya Tembakau di Kebun, semoga bermanfaat selamat mencoba dan sala ukses selalu ya.

Baca Juga : 

Hidroponik Sistem Pasang Surut (Ebb and Flow / Flood and Drain)


Potret Pertanian - Ebb and Flow System atau disebut juga Flood and Drain System atau Sistem Pasang Surut merupakan salah satu sistem hidroponik dengan prinsip kerja yang cukup unik. Dalam sistem hidroponik ini, tanaman mendapatkan air, oksigen, dan nutrisi melalui pemompaan dari bak penampung yang dipompakan ke media yang nantinya akan dapat membasahi akar (pasang). Selang beberapa waktu air bersama dengan nutrisi akan turun kembali menuju bak penampungan (surut). Waktu pasang dan surut dapat diatur menggunakan timer sesuai kebutuhan tanaman sehingga tanaman tidak akan tergenang atau kekurangan air.

Sistem seperti ini umumnya dilakukan dengan pompa air yang dibenamkan dalam larutan nutrisi (submerged pump) yang dihubungkan dengan timer (pengatur waktu). Ketika timer menghidupkan pompa, larutan nutrisi akan dipompa ke grow tray (keranjang/tempat/pot tanaman). Ketika timer mematikan pompa air, larutan nutrisi akan mengalir kembali ke bak penampungan. Timer diatur dapat hidup beberapa kali dalam sehari, tergantung ukuran dan tipe tanaman, suhu, kelembaban, dan tipe media pertumbuhan yang digunakan. Sistem hidroponik ini dapat digunakan untuk beberapa media pertumbuhan. Media yang dapat menyimpan air cukup baik untuk sistem hidroponik ini seperti rockwool, vermiculite, coconut fiber.

Kelebihan sistem hidroponik Ebb and Flow / Flood and Drain / pasang surut:
  • Tanaman mendapat suplai air, oksigen, dan nutrisi secara periodik
  • Suplai oksigen lebih baik karena terbawa air pasang dan surut
  • Mempermudah perawatan karena tidak perlu melakukan penyiraman
Kekurangan sistem hidroponik Ebb and Flow / Flood and Drain / pasang surut:
  • Biaya pembuatan cukup mahal
  • Tergantung pada listrik
  • Kualitas nutrisi yang sudah dipompakan berkali-kali tidak sebaik awalnya
Demikian sedikit  Hidroponik Sistem Pasang Surut (Ebb and Flow / Flood and Drain) semoga dapat menjadi manfaat dan bagi yang ingin mencoba monggo dicoba dan semoga sukses. sekian dulu untuk artikel lainya tentang hidroponik silahkan baca artikel berikut , Aquaponik - Hidroponik, Cara Budidaya Dengan Sistem Aeroponik dan Budidaya Hidroponik Sistem Wick

Pemanfaatan Kotoran Ternak Menjadi Bahan Bakar Biogas

Potret Pertanian - Inovasi teknolgi dibidang pertanian terus dikembangkan sehingga mampu menunjang kesejahteraan petani, Kali ini saya akan mengajak sahabat Potret Pertanian untuk memanfaatkan bahan-bahan limbah dari kotoran ternak untuk dijadikan Bio Gas sebagai bahan bakar, yuk kita simak ulasan berikut.

Pemanfaatan kotoran ternak sapi untuk kebutuhan rumah tangga sebagai bahan pengganti bahan bakar minyak tanah, yaitu menghasilkan Biogas, Biogas dapat mengurangi krisis bahan bakar jenis minyak tanah atau gas LPG. Disamping itu mengurangi adanya penebangan tanaman kayu sebagai bahan bakar.

Selama ini kotoran sapi belum termanfaatkan secara maksimal yang saat ini hanya banyak digunakan sebagai pupuk saja dalam bidang pertanian. Nah oleh sebab itu perlu sosialisasi kemasarakat dengan lebih intensif. Kotoran sapi, kambing , kerbau, kuda, babi dan kotoran manusia, bila tidak dimanfaatkan tentunya dapat mencemari lingkungan.

Manfaat kotoran sapi

  •  Biogas. Biogas merupakan bahan bakar untuk memasak atau kompor gas, Lampu Petromak dan Generator Pembangkit Listrik.
  • Pupuk Padat. Kotoran sapi yang telah terurai gasnya, menyisakan kotoran padat ( sludge ) yang siap dimanfaatkan untuk memupuk tanaman, sedangkan kotoran yang kering atau basah dapat langsung digunakan sebagai pupuk tanpa  harus melalui proses terlebih dahulu.
  • Pupuk cair. Kotoran sapi yang berbentuk bubur  ( kotoran encer ) masih dapat dipisahkan untuk mendapatkan pupuk cair melalui proses penyaringan alami, tanpa tambahan bahan kimia.
Dengan demmikian sebagai petani yang menggunakan pupuk untuk pertanian tentunya akan menghemat pembelian pupuk dan bahan bakar.
Nah berikut gambar instalasi pembuatan biogas


Nah tapi potret minta maaf jika keterangan dan teknisnya kurang jelas, tapi bisa dicari dan ditanyakan sama eyang google, Nah sekian dulu ya sahabat semoga artikel ini bermanfaat dan silahkan berbagi kesiapa saja jika anda peduli dengan lingkungan, dan salam potret Pertanian.

About

Blogroll

Blogger news

Popular Posts

Blogger templates

Wikipedia

Hasil penelusuran