Potret Pertanian - Buncis (Phaseolus vulgaris) merupakan sayuran yang bergizi tinggi dan cukup digemari. Tanaman buncis berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Buncis yang ditanam di Indonesia merupakan hasil produksi dari kurang lebih 100 kultivar yang berasal dari Hawai, Belanda dan Australia. Varietas buncis yang mempunyai nilai produksi tinggi adalah Sutera, Horti 3, Lebat-1, Snap Bean G13 Snap 612 dan Sora. Tanaman buncis di samping bentuknya menarik juga enak rasanya serta kaya akan vitamin A, mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin B1 dan C.
Nah kali ini saya akan membahas Hama dan Penyakit Tanaman buncis, karena dalam membbudidayakan tanaman ini juga tak terelakan dengan yang namanya hama dan penyakit yang akan mengurangi hasil dan produksi tanaman tersebut. berikut hama dan penyakit pada tanaman buncis.
Nah kali ini saya akan membahas Hama dan Penyakit Tanaman buncis, karena dalam membbudidayakan tanaman ini juga tak terelakan dengan yang namanya hama dan penyakit yang akan mengurangi hasil dan produksi tanaman tersebut. berikut hama dan penyakit pada tanaman buncis.
A. HAMA PADA TANAMAN BUNCIS.
1. Kumbang Daun.
Gejalanya daun kelihatanberlubang-lubang bahkan kadang-kadang tinggal kerangka atau tulang-tulangdaunnya saja. Tanaman menjadi kerdil dan polongnya kecil-kecil.
Pengendaliannya : Bila sudah terlihat adanya telur, larva, maupun kumbangnyamaka dapat langsung dibunuh dengan tangan. Atau dapat juga diberantas denganinsektisida Lannate 25 WP, dengan konsentrasi 1,5-3 cc/l air atau 300-6001larutan setiaphektar.
2. Penggerek polong
Gejalanya : polongyang masih muda mengalami kerusakan, bijinya banyak yang keropos. Akan tetapi,kerusakan ini tidak sampai mematikan tanaman buncis.
Pengendalian : Dilakukan dengan tanam serentak, usahakan pula tidak ada tanamaninang disekitar tanaman buncis, misalnya tanman orok-orok perlu juga dilakukanpenyemprotan dengan insektisida.
3. Lalat kacang
Gejalanya : Daunberlubang-lubang dengan arah tertentu, yaitu dari tepi daun menuju tangkai atautulang daun, gejala lebih lanjut berupa pangkal batang yang membengkok/pecahkemudian tanaman menjadi layu,berubah kuning, dan akhirnya mati yang masihmuda. Apabila tidak mati maka tumbuhnya kerdil sehingga produksinya sedikit.Pengendalian : Setelah biji buncis ditanam sebaiknya segera diberi penutupjerami daun pisang, penanaman dilakukan secara serentak. Bila tanaman sudah terserangsecara berat maka segeralah dicabut dan dibakar atau dipendam dalam tanah,apabila erangan belum terlalu berat maka segeralah diberi insektisida.
4. Kutu daun
Gejala akan lebihjelas terlihat pada tanaman-tanaman yang masih muda. Bila serangannya hebat,maka pertumbuhannya. Menjadi kerdil dan batang memutar (mimilin). Daunnyamenjadi keriting dan kadang berwarna kuning.
Pengendaliannya dengan cara memasukkan musuh alaminya yaitu lembing, lalat danjenis dari Coccoinellidae, atau dengan menggunakan insektisida Orthene 75 Sp.
5. Ulat jengkal semu.
Gejalanya dibawah daunterdapat telur yang bergerombol. Setelah menetas ulatnya akan memakan daun-daunbaik yang muda maupun yang tua. Daun menjadi berlubang bahkan dapat habis samasekali. Akibatnya, tanaman menjadi kerdil karena tidak sempurna melakukanfotosintetis. Pengendaliannya : dapat dibunuh satu persatu atau dengansanitasi, yaitu membersihkan gulma-gulma yang dapat dijadikan sebagai tempatpersembunyian hama tersebut. Bisa juga dengan menggunakan insektisida Hotathion40Ec.
6.Ulat penggulung daun
Gejalanya daunkelihatan seperti menggulung dan terdapat ulat yang dilindungi oleh benangsutera dan kotoran. Polongnya sering pula ikut direkatkan bersama-sama dengandaunnya. Daun juga nampak berlubang-lubang bekas gigitan dari tepi sampaiketulang utama, hingga habis hanya tinggal urat-uratnya saja. Pengendaliannya :sebaiknya daun yang terkena segera dibuang atau dibakar, apabila masih adaserangan maka dilakukan penyemperotan dengan insektisida. Insektisidanya yaituAzodrin 15 WSC.
B. PENYAKIT PADA TANAMAN BUNCIS.
1 Penyakit Antraknosa.
Gejala : Polong Buncismuda terdapat bercak-bercak kecil dengan bagian tepi warna coklat karat denganwarna kenerah-merahan. Bentuknya tidak beraturan antara yang satu dengan yanglain, bila udara lembab akan terdapat spora yang berwarna kemerah-merahan. Pengendaliannya: Sebaiknya dipilih bibit yang benar-benar bebas dari penyakit atau dapat jugadengan merendam benih dalam fungisida Agrosid 50SD sebelum ditanam. Denganpenyemperotan fungisida Delsene Mx200, konsentrasi 1-2 gr/lt air. Juga bisadengan fingisida Velimek 80WP dengan konsentrasi 2-2,5gr/lt air.
2. Penyakit Embun Tepung.
Gejala : Daun, batang,bunga dan buah berwarna putih keabuan (kelihatan seperti kain beludru).Pengendaliannya : Bagian yang sudah terserang sebaiknya dipotong atau dibakar.Dapat juga disemprot dengan fungisida Morestan 25WP, konsentrasinya 0,5 – 1gr/lt air dan volume larutan 1.000 lt/ha.
3. Penyakit Layu.
Gejala : Tanaman akanterlihat layu, kuning dan kerdil. Bila batang tanaman yang diserang dipotongmelintang, maka akan terlihat warna coklat atau dipijat akan keluarlah lendiryang berwarna putih. Pengendaliannya : Dilakukan dengan cara menyiram tanaman denganair yang bebas dari penyakit, bila hendak membuat persemaian lebih baik tanahdisterilisasi dulu dengan air panas 100o C. Dilakukan dengan penyemprotanfungisida Agrept 20 WP dengan konsentrasi 0,5 – 1/lt air.
4. Penyakit Bercak daun.
Gejala : Daun bercakkecil berwarna coklat kekuningan lama kelamaan bercak akan melebar dan bagiantepinya terdapat pita berwarna kuning. Akibat lebih parah, dau akan menjadilayu dan berguguran. Bila sampai menyerang polong, maka polong akan bercakkelabu dan biji yang terbentuk kurang padat dan ringan. Pengendaliannya :
Benih buncis direndam dulu dalam air panas dengan suhu 48 C selama 30menit. Bilas dengan air dingin dan keringkan. Dengan penyemprotan menggunakan fungisida saromil atau yang berbahan aktif metalaksil.
5. Penyakit HawarDaun.
Gejala : Pertama-tamaterlihat bercak kuning dibagian tepi daun, kemudian meluas menuju tulang bagiantengah. Daunnya terlihat layu, kering dan coklat kekuningan. Bila serangannyahebat, daun terlihat berwarna kuning, seluruhnya dan akhirnya rontok, gejalatersebut dapat meluas kebatang, sehingga lama kelamaan tanaman akan mati.Pengendaliannya : Dengan cara memilih benih yang berkwalitas baik. Perendamanbenih dalam Sublimat dengan dosis 1gr /Lt air selama 30 menit.
6. Penyakit Busuk Lunak.
Gejala : Daunbebercak, berair warnanya menjadi kecoklatan. Gejala ini cepat menjalar keseluruh bagian tanaman. Sehingga tanaman menjadi lunak, berlendir dan berbaubusuk. Pengendaliannya : Tanaman yang sudah terserang berat sebaiknya dibuangdan di bakar, dapat dilakukan dengan menyemprotkan Cupravit OB-21, dengankonsentrasi 4gr/lt air, Delsene Mx200, konsentrasi 2-4 gr/lt air.
7. Penyakit Karat.
Gejala : Pada jaringandaun terdapat bintik-bintik kecil berwarna coklat, baik dibagian daun sebelahatas maupun sebelah bawah. Biasanya dikelilingi dengan jaringan khlorosis.Pengendaliannya : Dapat ditanam varitas buncis yang tahan dengan penyakit karatyaitu ; Manoa Wonder. Tanaman yang terserang berat sebaiknya dicabut dandibakar.
8. Penyakit Damping Of.
Gejala : Bagian batangbawah yang terletak dibagian keping biji terlihat berwarna putih pucat karenamengalami kerusakan khlorofil. Pengendaliannya : Siram tanaman dengan air yangbebas penyakit, media semai yang dipakai juga yang telah disterilkan terlebihdahulu. Bisa juga menggunakan Antracol 70WP, konsentrasi 2gr/lt air, volumelarutan 600-800 lt/ha.
9. Penyakit Ujung Kriting.
Gejala : Daun-daunmuda menjadi kuning dan keriting, sedangkan daun yang sudah tua menggulung /melilin. Penegndaliannya : Dengan menanm tanaman yang resisten (tahanpenyakit). Apabila tanaman yang sudah terserang penyakit, sebaiknya segeradicabut atau dibakar.
0 komentar:
Posting Komentar