Potret Pertanian -Setiap daerah pastinya mempunyai unggulan masing-masing dalam bidang pertanian, nah kali ini Potret mengajak sahabat potret pertanian untuk melihat apa saja yang menjadi unggulan di pulau dewata ini, Nah berikut datanya, yuk kita simak bersama uasan dibawah ini
Sektor Perkebunan
1. Kakao
Kakao Indonesia sangat disenangi oleh konsumen di Amerika, Eropa dan Cina, Kakao yang diproduksi petani, mulai dapat ditingkatkan yaitu mulai merintis cara pengolahan dari tanpa permentasi ke permentasi. Struktur lemak kakao Indonesia lebih keras dibandingkan dengan kakao dari negara lain, sehingga sangat baik untuk bahan industri " Butter Cocoa". Peluang daya saing Kakao sudah mulai meningkat. Bahan baku untuk agroindustri kakao cukup tersedia yaitu di Kabupaten Tabanan ada sekitar 3.000 ton (sekitar 43%) dari produk kakao di Bali dan di Kabupaten Jembrana ada sekitar 2910 ton (sekitar 42%) dari total produksi di Bali. Prospek Kakao permentasi banyak di butuhkan untuk industri kosmetik.Kakao tanpa permentasi dibutuhkan untuk industri lemak kakao. Segmen pasar Kakao yaitu: Amerika Serikat, Hampir di seluruh negara di Eropa, Cina, dan Hampir di seluruh negara di Asia Tenggara.
2. Jambu Mete
Kacang Mete Bali mulai diminati oleh konsumen dari Eropa, Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem merupakan daerah yang sangat prospektif untuk di kembangkan sebagai kawasan agroindustri mete karena memiliki volume produksi mete 2.440 ton sebagai bahan baku Agroindustri mete berupa kacang mete dan produk turunan lainnya. Segmen Pasar jambu mete yaitu: Dalam Negeri, Negara Asia Tenggara, India, Jerman dan Cina.
3. Kopi
Kopi Arabika telah dikenal di dunia dan tergolong kopi spesial. Kualitas kopi sudah dapat ditingkatakan dari produk olah kering (DP) menjadi produk olah basah (WP) yaitu sekitar 300 ton Kopi (sekitar 20%) dari produksi kopi di Kintamani. Peluang Kopi Arabika di Kintamani Bangli telah memiliki daya saing di pasar Internasional. Masih tersedia potensi bahan baku berupa buah kopi gelondong merah untuk diolah menjadi kopi arabika WP sekitar 6.000 ton buah kopi gelondong merah atau sekirtar 1.000 ton kopi biji (hasil industri primer). Hasil industri primer tersebut membuka peluang usaha Agroindustri menjadi industri sekunder (Hilir) berupa kopi sangrai dan kopi bubuk. Prospek pengembalian Brand Image kopi arabika memiliki prospek bagi para konsumen di mancanegara. Prospek pengolahan kopi melalui pola kemitraan dengan lembaga tradisional "Subak-Asbian " akan menambahkan kesan positif para konsumen kopi arabika spesial. Kopi Arabika WP Kintamani Bangli memilki karakteristik khusus yaitu "Rasa Orange" yang tidak dimilik pada kopi manapun di Dunia. Segmen pasar Kopi Arabika yaitu: Jepang, Amerika Serikat, Australia.
Sektor Perikanan
Rumput laut merupakan salah satu komoditi perikanan budi daya. Tingkat pemanfaatan perairan pantai sebagai lahan budi daya laut baru mencapai 420,60 Ha dari potensi lahan budi daya laut di Bali yaitu seluas 1.551,75 Ha. Jenis Rumput Laut yang cukup baik dikembangkan adalah Euceuma Spinosum dan Eucheuma Cottonii. Umumnya para investor percaya bahwa Bali tergolong daerah yang aman untuk berinvestasi. Bali masih memiliki peluang pengembangan budidaya laut 1.131.15 Ha (72%) dari total potensi budidaya laut di Bali. Belum tersedia pabrik pengolahan rumput laut yang seimbang dengan volume produksi baik industri hulu maupun industri hilir. Kualitas rumput laut di Bali sangat baik, sehingga meningkatnya permintaan rumput laut dari luar negeri. Tepung rumput laut juga banyak di butuhkan oleh industri kosmetik, makanan dan minuman. Segmen pasar rumput laut yaitu: Jepang, Hongkong dan Antar Pulau (Surabaya).
Salah satu prospek sektor unggulan yang layak untuk dikembangkan di Provinsi Bali untuk menarik investor adalah Penangkapan Ikan. Secara umum produksi perikanan Provinsi Bali didominasi dari perikanan laut tangkap, produksi perikanan tangkap secara keseluruhan meningkat rata-rata 3.97 persen per tahun. Sebagai terminal utama dari produk perikanan laut, produksi Bali mencangkup juga produk penangkapan dari area penangkapan (fishing ground) di Nusa Tenggara, dimana hasilnya di kapalkan ke Bali, untuk di ekspor atau dipasarkan di dalam negeri. Sebagian besar hasil produk dari penangkapan ikan laut di jual dalam bentuk ikan segar (48,48%) dan sisanya dalam bentuk semi olahan atau seperti diawetkan dengan cara pemindangan (21,50%) dan juga dalam bentuk pembekuan (8,40%). Pengalengan (7,78%) dan tepung ikan (5,32%) dari total produksi / hasil tangkapan ikan laut. Hasil perikanan laut tangkapan dominan ditujukan untuk pasar ekspor, terutama jenis ikan tuna dalam bentuk segar maupun beku.
Sektor Pertanian
6. Jagung
Lokasi tanaman pangan jagung terdapat di Kabupaten Buleleng, Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Klungkung. Upaya peningkatan produksi setiap tahun terus dilakukan, tanaman jagung dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah termasuk pada lahan yang agak kering. Ketersediaan hasil produksi jagung, mendorong berdirinya pabrik pakan ternak yang baru. Peningkatan kebutuhan hasil ternak, memberi peluang untuk meningkatkan produksi. Bahan baku industri pakan ternak bersumber dari jagung sekitar 60%. Investasi dalam bidang Agroindustri hilir komodisi jangung sangat prospektif. Segmen pasar jagung yaitu: antar pulau, utamanya untuk pabrik pakan ternak.
0 komentar:
Posting Komentar